ASUMSI KLASIK : UJI HETEROKEDASTIS
UJI HOMOKEDASTIS
Dalam regresi linier, kita mengenal beberapa asumsi klasik seperti
- Linieritas
- Multivariate normality
- Multikolinier
- Autokorelasi; dan
- Homokedastis
Bahasan kita kali ini adalah mengenai uji heterokodastisitas.
Asumsi homoskedasticity adalah pusat untuk model regresi linier.
Homoskedasticity menggambarkan situasi di mana istilah kesalahan (yaitu,
“error” atau gangguan acak dalam hubungan antara variabel independen
dan variabel dependen) adalah sama di semua nilai dari variabel
independen. Heteroskedasticity (pelanggaran homoskedasticity) hadir
ketika ukuran jangka kesalahan berbeda antar nilai-nilai variabel
independen.
Dampak dilanggarnya heterokedastis
Pelanggaran homoscedasticity membuat sulit untuk mengukur deviasi
standar benar dari kesalahan perkiraan, biasanya menghasilkan interval
keyakinan yang terlalu lebar atau terlalu sempit. Secara khusus, jika
varians dari kesalahan meningkat dari waktu ke waktu, interval
kepercayaan untuk out-of-sampel prediksi akan cenderung menjadi tidak
realistis. (ref 1)
Adanya heterokodastisitas menyebabkan estimator (b) tidak lagi
mempunyai varian yang minimum (terutama pada metode OLS). Sehingga
estimator akan memiliki karakteristik sbb (ref 2) :
Estimator metode OLS masih linier
Estimator metode OLS masih tidak bias
Namun estimator metode OLS tidak lagi mempunyai varian yang minimum (no longer best)
Sehingga, konsekuensinya adalah :
Jika varian tidak minimum maka menyebabkan perhitungan standar error metode OLS tidak lagi dipercaya kebenarannya
Akibat standar error tidak dipercaya, maka parameter pada uji
hipotesis (Uji F dan t) tidak lagi bisa dipercaya untuk mengevaluasi
model regresi.
Cara mendeteksi:
Grafik
Cara yang paling mudah adalah dengan melihat grafik plot residual.
Jika residual memiliki varian sama (homokedastis), maka grafik akan
mempunyai pola yang pasti dari residual. Sebaliknya, jika residual
memiliki pola heterokedastis, maka residual akan mempunyai pola
tertentu.
Metode Park, Metode Glesjer, dan Metode Korelasi Rank Spearman akan dibahas pada bagian terpisah.
CONTOH KASUS
Kita punya data angket dari 35 pegawai. Kita akan melihat pengaruh masa kerja dan usia pegawai terhadap kinerja.
Datanya disini
PENYELESAIAN
Klik Analyze – Regression – Linier
Masukkan variabel Kinerja ke Box “dependent” dan “masa dan usia” ke box “independent”
Klik Plot, lalu masukkan “SRESID” ke axis Y, dan “ZPRED” ke axis “X”
Kilk Continue dan OK
HASIL REGRESINYA TIDAK AKAN DIBAHAS..
Memperhatikan Grafik Scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar
secara acak di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini
mengindikasikan bahwa tidak terjadi heterokedastis, atau model
dinyatakan terbebas dari masalah heterokedastis (homogeny)
Selanjutnya :
Referensi :
Ref 1. disini
Ref 2. Agus Widarjono. 2008. Ekonometrika : Teori dan Aplikasi. Jakarta : Ekonisia
Lihat juga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar